USN dan UHO Kolaborasi Kembangkan Pangan Lokal Sagu Melalui Program Kosabangsa

0
490
Dosen Universitas Sembilanbelas November (USN KOLAKA) dan Univeritas Halu Oleo (UHO) kolaborasi kembangkan pangan lokal sagu di Wilayah Kelurahan Woitombo Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur

SEPUTAR,KOLAKA.ID– Dosen Universitas Sembilanbelas November (USN KOLAKA) dan Univeritas Halu Oleo (UHO) kolaborasi kembangkan pangan lokal sagu di Wilayah Kelurahan Woitombo Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur , dengan cara melakukan pemberdayaan masyarakat pengolah pangan lokal sagu melalui penerapan teknologi pengolahan yang full mekanis sebagai upaya peningkatan produksi aci sagu dan Diversifikasi pangan lokal sagu menjadi produk bernilai tambah, yaitu Biskuit sagu.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut dilaksanakan mulai bulan September hingga Desember 2023 di Kelurahan Woitombo Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur oleh tim pelaksana USN Kolaka, yang terdiri dari Nursalam, S.P., M.Si,  Agusriyadin, S.Si., M.Si dan Heviani, S.P., M.Si, berkolaborasi dengan tim pendamping UHO yakni Prof. Dr. Ir. H. Ansharullah, M.Sc sebagai ketua tim pendamping, Prof. Dr. Ir. Azhar Bafadal, M.Si dan Dr. Thamrin, SP., MP sebagai anggota pendamping.

Kolaborasi dua kampus Negeri di Sulawesi Tenggara itu bertujuan meningkatkan kapasitas pengolah sagu serta membantu untuk penciptaan nilai tambah dari Aci sagu melalui kegiatan diversifikasi hasil pengolahan sagu yang diproduksi oleh masyarakat Kelurahan Woitombo Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur. peningkatan kapasitas masyarakat tersebut di aktualisasaikan dengan cara pemberian bantuan mesin atau teknologi pengolahan untuk menghasilkan aci sagu serta bantuan alat/teknologi untuk pembuatan biskuit sagu, sagu lempeng dan sinonggi instan.

Ketua Tim Pelaksana Nursalam S.P., M.Si mengatakan, kegiatan pemberdayaan pengolah pangan lokal sagu tersebut merupakan pelaksanaan program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) yang diluncurkan oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai salah satu wadah bagi insan akademisi untuk dapat berkontribusi secara langsung dalam pengembangan kesejahteraan dan kemajuan bangsa melalui penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya.

“Pelaksanaan program kosabangsa di Kelurahan Woitombo Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur diikuti 40 orang, yang terdiri dari kelompok mitra sasaran 1 Sumaku yang berjumlah 20 orang dan mitra sasaran ke dua yaitu kelompok dasawisma  yang berjumlah 20 orang. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, juga menjadi sarana untuk pelestarian komoditi sagu yang menjadi salah satu sumber pangan lokal bagi sebagian besar masyarakat Sulawesi Tenggara”ucapnya Selasa (7/11)

Kegiatan yang dilakukan pada program kosabangsa ini melibatkan 2 kelompok masyarakat sasaran. Kelompok pertama adalah  masyarakat pengolah sagu (mitra produktif secara ekonomi) dan Kelompok kedua adalah masyarakat dasawisma kelurahan woitombo (mitra non produktif).

Kegiatan yang dilaksanakan pada kedua kelompok tersebut disesuaikan dengan kebutuhan  dimana pada kelompok pertama, kegiatan yang dilakukan berorientasi pada peningkatan produksi pangan lokal sagu melalui pemanfaatan dan inovasi teknologi dalam proses pengolahannya.

Teknologi yang digunakan dalam peningkatan kapasitas produksi ini berupa penerapan mesin pengolahan yang mampu memproduksi aci sagu dengan kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan produksi sebelumnya yang selama ini dihasilkan oleh pengolah. Selain itu petani pengolah sagu sasaran juga akan menerima sarana dan prasarana produksi berupa unit sumur bor dan mesin chainsaw untuk memudahkan proses peroduksi mereka.

“Mesin atau teknologi yang kita desain ini full mekanis yang nantinya akan memproduksi  aci sagu sebanyak 1 Ton/jam, hal tersebut akan mempermudah dalam artian akan lebih efisien untuk proses produksi sagu,”pungkasnya.

Sementara untuk kelompok  kedua, yaitu kelompok Dasawisma  memfokuskan kegiatan pada diversifikasi pangan lokal sagu dengan memberikan pelatihan pengolahan produk sagu menjadi biskuit sagu, sagu lempeng dan sinonggi instan, selain itu juga akan diberikan alat atau teknologi pengolahan diversifikasi produk olahan sagu seperti mixer dan oven gas.

Nursalam menambahkan pengembangan pangan lokal sagu tidak hanya berorientasi pada pemenuhan komoditi pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun juga sekaligus melestarikan tradisi dan budaya masyarakat karena bagi Sebagian besar masyarakat Sulawesi Tenggara, komoditi sagu menjadi identitas tradisi dan budaya (kearifan lokal)

“Sehingga pelestarian komoditi sagu akan berdampak pada pelestarian budaya dan tradisi masyarakat oleh karena itu, pengembangan pangan lokal sagu harus tetap dilestarikan,”tambahnya (red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here