Ini Jamaluddin, Kakek Paruh Baya Hidup Sebatangkara di Bekas Pabrik Beras

0
386
Kakek Jamaluddin yang hidup sebatangkara di bekas pabrik beras di Desa Langori Kolaka

SEPUTARKOLAKA.ID-Kakek paruh baya bernama Jamaluddin ini tinggal seorang diri di bekas pabrik beras yang ada di Desa Langori Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Kakek yang berusia 71 tahun itu hidup di tempat yang sangat jauh dari kata layak, sehari-hari Jamaluddin hanya berharap dari belas kasihan orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, seperti makanan dan pakaian

Kadang kala jamaluddin hanya diberikan makanan kemasan, paket sembako dan lauk seadanya, meski begitu jamaluddin bersyukur akan hal tersebut ,, dari wawancara dengan Jamaluddin, terungkap bahwa ternyata jamaluddin adalah warga Kabupaten Sinjai yang merantau ke Kabupaten Kolaka puluhan tahun lalu, jamaluddin juga ternyata hidup seorang diri selama hidupnya tanpa pernah beristri sekalipun.

Dari kisah yang diceritakannya Jamaluddin mempunyai beberapa sanak keluarga yang ada di desa itu (Langori), itupun kata Jamaluddin hanya merupakan kerabat yang terpaut jauh yaitu sepupu tiga kalinya, kondisi bekas pabrik beras yang ditinggali jamaluddin sangat dindinya yang terbuat dari papan terlihat begitu rapuh dab dibeberapa bagian sudah mulai lapuk dan berlubang.

Dulunya Jamaluddin bekerja sebagai buruh sawah orang, tetapi seiring bertambahnya usianya serta sering mengalami sakit, akhirnya jamaluddin tak sanggup lagi melakukan pekerjaannya itu, sakit dada dan paru-parunya sering ia alami, lantas hal tersebut membuat jamaluddin tinggal tempat yang tak layak disebut rumah, ia karena itu merupakan bekas pabrik beras.

” Kadang sakit dada kadang juga uluhati pak, dan juga pinggang, saya inginkan sekali disini ada lampu sendiri dan WC,”katanya Sabtu (17/12)

Para tetangganya termaksud pemerintah Desa Langori merasa ibah dengan kondisi Jamaluddin, dalam 3 tahun jamaluddin tinggal di bekas pabrik beras tersebut, telah cukup banyak menerima bantuan salah satunya bantuan Covid-19 yang beberapa bulan jamaluddin terima, namun itu hanya berjumlah Rp. 900.000 pertiga bulan, dalam jumlah itu, jamaluddin harus berhemat supaya uang tersebut cukup untuk kebutuhannya.

Kepala Lingkungan Nani menuturkan sebelum jamaluddin tinggal di bekas pabrik tersebut, ia dulu perpindah-pindah tempat, setidaknya sebanyak 3 kali jamaluddin berpindah tempat tinggal, terakhir jamaluddin tinggal di rumah kebun milik salah satu waga di desa itu, kendati pemilik lahan akan mengalifungsikan lahan tersebut, jamaluddin tak punya pilihan selain pindah mencari hunian baru.

Setelah itu Jamaluddin tinggal di salah satu kerabatnya, tetapi karena persoalan pribadi Jamaluddin memilih untuk mandiri dan mencari tempat tinggal sendiri, pada waktu itu kebetulan kata Nani ada tempat yang bisa ditinggali oleh jamaluddin tetapi di bekas pabrik beras.

“Selama ini memang Pak Jamaluddin tidak pernah mempunyai tanah sendiri jadi beliau hanya diberikan oleh warga untuk ditempati sementara, pak jamaluddin di desa ini datang sejak tahun 78 dengan berpindah-pindah tempat, salah satunya di bekas pabrik beras ini, dipercayakan oleh yang punya pabrik untuk menempati sementara disini,” katanya, Sabtu (17/12)

Nani menambahkan pemerintah Desa Langori selama ini telah berupaya membantu Jamaluddin, mulai dari memberikan bantuan Covid-19, Bantuan Langsung tunai dan beberapa bantuan lainnya, meski begitu pemerintah Desa Langori masih mengusahakan tempat tinggal yang layak bagi Jamaluddin.

“Kita mau mengajukan bantuan seperti bedah rumah, tetapi kendalanya adalah bantuan tersebut diberikan harus memenuhi persyaratan salah satunya tanah harus milik sendiri, sementara kakek jamaluddin tidak punya itu, tetapi itu masih kita usahakan bagaiman bisa mencari tanah wakaf untuk pak jamaluddin,”tambahnya (zl)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here